Kamis, 27 Februari 2014

Upacara Adat di Kalimantan Selatan

1. Upacara Adat Aruh Bahari

Lima balian (tokoh adat) yang memimpin upacara ritual ,berlari kecil sambil membunyikan gelang hiang (gelang terbuat dari tembaga kuningan) mengelilingi salah satu tempat pemujaan sambil membaca mantra, Dihadiri warga Dayak sekitarnya.
Prosesi adat ini dikenal dengan Aruh Baharin, pesta syukuran yang dilakukan gabungan keluarga besar yang  berhasil panen padi di pahumaan (perladangan) . Upacara Adat Aruh Baharin, Pesta yang berlangsung tujuh hari itu terasa sakral karena para balian yang seluruhnya delapan orang itu setiap malam menggelar prosesi ritual pemanggilan roh leluhur untuk ikut hadir dalam pesta tersebut dan menikmati sesaji yang dipersembahkan.
Upacara Adat Aruh Baharin, Prosesi berlangsung pada empat tempat pemujaan di balai yang dibangun sekitar 10 meter x 10 meter. Prosesi puncak dari ritual ini terjadi pada malam ketiga hingga keenam di mana para balian melakukan proses batandik (menari) mengelilingi tempat pemujaan. Para balian seperti kerasukan saat batandik terus berlangsung hingga larut malam dengan diiringi bunyi gamelan dan gong.

Upacara Adat Kalimantan Timur

Upacara adat adalah segala bentuk ritual ataupun tradisi yang dilakukan oleh masyarakat sebagai ungkapan pengakuan akan eksistensi suatu kekuasaan atau kekuatan lain yang melebihi kemampuan manusia. Pada masa sekarang ini, penyelenggaraan upacara adat yang murni sudah semakin sulit ditemukan. Hal tersebut dapat dimaklumi mengingat semakin meningkatnya kesadaran beragama di kalangan masyarakat Kalimantan Timur, bahkan di wilayah pedalaman. Namun upacara adat tetap dapat dijumpai sebagai salah satu daya tarik wisata. Penyelenggaraan upacara adat sangat erat kaitannya dengan kesenian tari. Berikut ini diuraikan jenis upacara adat dan jenis tari yang menyertainya.


Upacara Pengobatan
Menyajikan tari Belian.
Merupakan upacara yang diselenggarakan untuk menyembuhkan orang sakit, baik itu sakit secara jasmani maupun rohani. Namun metode pengobatannya tetap sama, yaitu dengan menggunakan sesajen-sesajen yang dipersembahkan kepada roh nenek moyang melalui pembacaan mantra-mantra tertentu oleh seorang dukun.

Upacara Adat Naik Dango Kalimantan Barat

Upacara adat Naik Dango adalah sebuah upacara untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Nek Jubata (sang pencipta) atas hasil panen padi yang melimpah. Selain untuk bersyukur, masyarakat Dayak di Kalimantan Barat melakukan upacara Naik Dango ini juga untuk memohon kepada Sang Pencipta agar hasil panen tahun depan bisa lebih baik, serta masyarakat dihindarkan dari bencana dan malapetaka.

Tahap pelaksanaan upacara Naik Dango yaitu sebagai berikut :
1. Sebelum hari pelaksanaan
Sebelum hari pelaksanaan, terlebih dahulu dilakukan pelantunan mantra (nyangahathn) yang disebut Matik. Hal ini bertujuan untuk memberitahukan dan memohon restu pada Jubata.
2. Saat hari pelaksanaan
Pada hari pelaksanaan dilakukan 3 kali nyangahathn :
• pertama di Sami, bertujuan untuk memanggil jiwa atau semangat padi yang belum datang agar datang kembali ke rumah adat.
• kedua di Baluh/Langko, bertujuan untuk mengumpulkan semangat padi di tempatnya yaitu di lumbung padi.

Upacara Rambu Solo, Pemakaman Khas Toraja

upacara rambu solo tana toraja
Tana Toraja memang terkenal dengan keunikan kebudayaannya. Salah satu budaya Toraja yang unik adalah upacara pemakaman yang disebut Rambu Solo. Rambu Solo adalah suatu prosesi pemakaman masyarakat Tana Toraja, yang tidak seperti pemakaman pada umumnya.
prosesi upacara rambu soloMelalui upacara Rambu Solo inilah, bisa Anda saksikan bahwa masyarakat Tana Toraja sangat menghormati leluhurnya. Prosesi upacara pemakaman ini  terdiri dari beberapa susunan acara. Dimana dalam setiap acara tersebut Anda bisa menyaksikan nilai-nilai kebudayaan yang sampai sekarang masih dipertahankan oleh masyarakat Tana Toraja.

Prosesi Upacara Pemakaman

Secara garis besar upacara pemakaman terbagi kedalam 2 prosesi, yaitu Prosesi Pemakaman (Rante) dan Pertunjukan Kesenian. Prosesi-prosesi tersebut tidak dilangsungkan secara terpisah, namun saling melengkapi dalam keseluruhan upacara pemakaman.

Adat Dan Kebudayaan Suku Biak Papua

1. Bahasa Daerah
Adapun bahasa yang digunakan sehari-hari dalam kehidupan masyarakat yang tersebar di 19 (sembilan belas) wilayah kecamatan/distrik di Kabupaten Biak Numfor adalah Bahasa Indonesia. Bahasa Biak digunakan penduduk asli di 19 (sembilan belas) kecamatan/distrik yang sama, hanya dibedakan oleh dialek bahasa. Masyarakat Biak Numfor mempunyai potensi yang besar dalam sosial budaya seperti seni suara, seni ukir, adat-istiadat dan objek wisata yang dapati kembangkan sebagai daya tarik wisata bagi wisatawan domestik dan mancanegara.

2. Rumah Adat
a. Rum Som
Rum Som merupakan rumah kehuarga luas yang didiami ayah dan ibu senior dengan anak laki-laki mereka yang sudah kawin. Disebut Rumsom sebab atapnya yang berbentuk kulit penyu, bagian depannya yang menjulur keluar memberi kesan “mengambang” karena tidak ditopang oleh tiang penyangga.

b. Rum Sram
Rum Sram adalah rumah pemuda. Rumah ini dibangun untuk menampung anak-anak lelaki yang sudah saatnya tidak boleh tidur bersama orang tuanya di dalam bilik keluarga di Rum Som (rumah keluarga).

Baju Adat Sulawesi

Setelah beberapa tulisan yang terdahulu telah banyak membahas tentang baju adat, maka kali ini masih membahas tentang baju adat dan kali ini yang akan dibahas adalah model baju adat sulawesi. Baju adat yang satu ini merupakan kelanjutan pembahasan tentang baju adat yang telah dibahas terdahulu yaitu bali, sumatera, jawa, dan kalimantan. Ketika berbicara sulawesi tentunya ada beberapa baju adat di masing masing daerah, nantinya yang akan diberikan contoh modelnya antara lain baju adat sulawesi selatan, baju adat sulawesi utara, baju adat sulawesi barat, baju adat sulawesi tenggara, dan baju adat sulawesi tengah.

Walaupun masing-masing daerah di sulawesi memiliki kesamaan dibeberapa bagian pada baju adat namun tetap memiliki ciri khas tertentu pada masing-masing daerah. Hal ini akan saya coba tunjukkan kepada anda sehingga anda akan bisa membedakannya walaupun saya sendiri juga masih sama-sama belajar dalam hal baju adat yang satu ini. Tidak perlu panjang lebar lagi, berikut ini contoh model baju adat daru sulawesi :

Sejarah Upacara Sekaten

Upacara Sekaten di Keraton Yogyakarta

Sekaten
Sekaten atau Upacara Sekaten yang berasal dari kata Syahadatain , dari masa ke masa cara pengucapannya berubah dari Syakatain menjadi Sekaten. Sekaten adalah acara peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW yang lahir pada tanggal 12 bulan Maulud ( bulan ketiga dari tahun Jawa ) atau Rabiul Awal (bulan dari tahun hijriyah ). Sekaten yang diadakan pada tiap tanggal 5 bulan Mulud ( Jawa ) atau Rabiul Awal ( tahun hijriyah ) di alun-alun utara Yogyakarta (dan juga di alun-alun Surakarta secara bersamaan). Sekaten merupakan upacara pendahuluan dari peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Upacara ini dulunya dipakai oleh Sultan Hamengkubuwana I ( pendiri keratin Yogyakarta ) untuk mengundang masyarakat mengikuti dan memeluk agama Islam.
Upacara tradisional Sekaten sebagai upacara tradisional keagamaan Islam, mengobarkan semangat perjuangan mengembangkan agama dan memiliki nilai -nilai luhur dalam membentuk akhlak dan budi pekerti bangsa serta mempunyai alur sejarah yang jelas, telah menjadi salah satu upacara Tradisional resmi Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat dan diselenggarakan setiap tahun dalam rangka memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Sejarah Upacara Ngaben Bali

Sobat kali ini kita akan membahas tentang upacara pembakaran mayat di Bali atau lebih dikenal dengan nama Ngaben. Masyarakat Hindu di Bali mempercayai bahwa kematian bukanlah suatu yang harus ditangisi, sehingga dalam acara Ngaben biasanya sanak saudara akan bersuka cita karena jenazah akan menjalani reinkarnasi dan menemukan peristirahatan yang terakhir di Moksha (bebas dari roda kematian dan reinkarnasi). 

Sejarah Upacara Adat Ngaben Umat Hindu Bali
Ngaben merupakan ritual yang harus dilaksanakan ketika salah satu sanak-saudara meninggal, sebagai rasa penghormatan dan kasih sayang dari mereka yang ditinggalkan. Jenazah diletakkan di peti-peti mati dan akan dimasukan dalam sarcophagus, sebuah lembu atau dalam wadah berbentuk vihara yang terbuat dari kayu dan kertas. 

Kemudian seorang pendeta atau dari kasta Brahmana membacakan mantra dan doa. Lembu dibakar sampai menjadi abu. Api tersebut dipercaya bisa membebaskan roh dari tubuh dan memudahkan reinkarnasi. Abu pembakaran mayat tersebut dimasukan kedalam buah kelapa gading lalu kemudian di larungkan/dihayutkan ke laut atau sungai yang dianggap suci.

Minggu, 23 Februari 2014

Keunikan Alat Musik Kolintang

KOLINTANG SEJARAH

SEJARAH & PERKEMBANGANNYA

Kolintang merupakan alat musik khas dari Minahasa (Sulawesi Utara) yang mempunyai bahan dasar yaitu kayu yang jika dipukul dapat mengeluarkan bunyi yang cukup panjang dan dapat mencapai nada-nada tinggi maupun rendah seperti kayu telur, bandaran, wenang, kakinik atau sejenisnya (jenis kayu yang agak ringan tapi cukup padat dan serat kayunya tersusun sedemikian rupa membentuk garis-garis sejajar).

Alat Musik Gambus

Alat Musik Gambus

Gambus merupakan salah satu alat musik yang dimainkan dengan cara dipetik. Alat musik ini memiliki fungsi sebagai pengiring tarian zapin dan nyanyian pada waktu diselenggarakan pesta pernikahan atau acara syukuran.Gambus merupakan salah satu alat musik yang dimainkan dengan cara dipetik. Alat musik ini memiliki fungsi sebagai pengiring tarian zapin dan nyanyian pada waktu diselenggarakan pesta pernikahan atau acara syukuran.

Alat Musik Sasando

Alat Musik Sasando merupakan salah satu instrumen musik yang dimainkan dengan cara dipetik. Pulau Rote atau Nusa Tenggara Timur adalah tempat dimana asal dari instrumen musik ini, kata Sasando juga diambil dari bahasa Rote yakni dari kata “sasandu” yang memiliki arti alat yang dapat dibunyikan atau bisa bergetar.  Sebagai peninggalan budaya masa lalu sasando merupakan alat musik tradisional yang memiliki nilai tinggi.   Di Indonesia instrumen musik ini tidak begitu populer karena masih banyak yang belum faham tentang sasando, berbeda dengan Eropa dan Australia, dinegara tersebut banyak penikmat musik yang menggemari alat musik tradisional Indonesia ini.

Bentuk alat musik sasando yang unik

ALAT MUSIK SASANDO WARISAN BUDAYA PULAU ROTEAlat Musik tradisional sasando ini terbuat dari bahan baku daun pohon lontar yang dibentuk melengkung sampai menjadi seperti setengah bundaran.  Wadah yang berbentu seperti bundaran dari daun pohon lontar ini berfungsi sebagai resonansi.  Kedua ujungnya daun pohon lontar tadi diikatkan pada potongan bambu sehingga bambu tersebut terlihat seperti garis tengah diantara bundaran dari daun lontar tersebut, dibagian tengahnya diberikan ganjalan untuk meletakkan senar/dawai.  Setiap ganjalan akan menghasilkan nada yang berbeda ketika senar dipetik.
Secara keseluruhan bentuk  alat musik petik sasando ini hampir sama dengan alat musik petik lainnya seperti gitar, biola dan lainnya, namun sasando memiliki ciri khas tersendiri.   Salah satu yang membuat sasando unik adalah bunyi sasando yang apabila dibandingkan dengan alat musik petik lainnya sasando memiliki bunyi yang lebih bervariasi.  Hal tersebut dikarenakan sasando terdiri dari 28 senar bahkan ada juga yang memiliki 56 dan 84 senar.
Di pulau rote sendiri pohon lontar menjadi salah satu sumber penghidupan masyarakat hal ini dikarenakan pohon lontar memiliki banyak manfaat seperti bisa digunakan untuk membuat tuak, gula, pembungkus rokok, tikar, atap rumah dan bisa juga digunakan untuk sebagai bahan bangunan.

Asal Muasal Alat Musik Sasando

Menurut legenda yang beredar di masyarakat rote banyak sekali versi tentang asal-usul sasando.  Konon katanya, pada saat itu ada pemuda yang mempunyai nama Sangguana terdampar disebuah pulau Ndana ketika ia sedang pergi untuk mencari ikan dilaut.  Kemudian ia dibawa keistana untuk menghadap raja.  Pada saat ia berada diistana tidak menunggu lama maka banyak yang mengetahui ternyata Sangguana memiliki bakat seni yang tinggi, dan tanpa diduga sang putri pun tidak dapat memungkiri kalau ia sudah terpikat oleh pemuda itu.  Kemudian ia meminta kepada Sangguana agar bisa membuat alat musik yang belum pernah ada.
Lalu pada suatu malam, pemuda itu bermimpi ia sedang memainkan alat musik yang begitu merdu suaranya.  Dari mimpi itu Sangguana kemudian terinspirasi untuk membuat alat musik yang kemudian diberi nama sandu.  Ketika ia sedang memainkannya Sang Putri kemudian bertanya lagu apakah yang barusa dimainkan lalu Sangguana berucap “Sari Sandu”.  Dan instrumen musik itupun diberikan kepada Sang Putri lalu ia memberikan nama kepada instrumen tersebut “Depo Hitu” yang berarti  “7 dawai bergetar sekali petik“.
Begitu merdunya bunyi yang dapat dihasilkan oleh sasando sehingga bisa mengekspresikan beranekaragam emosi.  Ia dapat sebagai penghibur saat sedang berdua dan juga dapat menambah suasana bahagia dikala bersuka cita.  Pada saat ini di Pulau Rote instrumen musik sasando dapat dikatakan sebagai alat musik terindah.
Dengan semakin maju zaman sasando juga mulai mengikuti zamannya yang dulunya hanya memnggunakan bahan tradisional kini sasando juga sudah tersedia dalam bentuk sansado linstrik atau elektrik.
Sasando memang memiliki nilai seni yang tinggi, begitu pula untuk bisa memainkannya tidak bisa dibilang mudah hal ini dikarenakan pemain sasando juga harus memiliki feeling terhadap nada dari senar-senar yang ada.

sumber : http://alatmusiktradisional.com/alat-musik-sasando-warisan-budaya-pulau-rote.html

Sejarah Rebana

Rebana dalam bahasa Jawa bermaksud terbang. Rebana juga merupakan gendang berbentuk bundar dan pipih yang merupakan simbol kota bumi ayu. Bingkai rebana adalah berbentuk lingkaran daripada kayu yang dibubut, dengan salah satu sisi untuk ditepuk berlapis kulit kambing. Kesenian di Malaysia, Brunei, Indonesia dan Singapura yang sering menggunakan rebana adalah muzik irama padang pasir, misalnya gambus, kasidah dan hadroh.
qosidah_std
Qosidah
Rebana merupakan gendang yang mempunyai bingkai , ini disebabkan badan gendang, ketinggian atau kedalamannya hanya beberapa inci sahaja jika dibandingkan dengan jenis gendang yang lain. Permukaan yang lebih lebar daripada bingkai, disalutkan kulit  dan diregangkan, manakala permukaan yang sebahagian lagi akan dibiarkan terbuka.rebana-qasidah
Kesenian rebana ini telah luas tersebar iaitu ke seluruh wilayah budaya Betawi. Alat muzik bermembran ini di pelbagai daerah lain dikenali sebagai Terbang, yang mana menurut masyarakat Betawi sebutan rebana berasal daripada kata “Robbana” yang bermaksud “Tuhan Kami”. Sebutan tersebut muncul kerana kebiasaannya di wilayah budaya Betawi alat muzik tersebut digunakan untuk mengiringi lagu-lagu yang berunsurkan agama Islam, yang seringkali menyebut “Robbana”. Maka lama-kelamaan alat muzik tersebut disebut sebagai rebana atau robana seperti di daerah Ciganjur, Pondok Pinang dan disekitarnya.
Hampir kesemua jenis rebana Betawi terdapat di wilayah Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan. Beberapa jenis rebana pula terdapat di Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Timur, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bogor dan Kabupaten Tangerang.
Terdapat dua jenis rebana khas untuk kampung tertentu, iaitu rebana Burdah yang hanya terdapat di Kampung Kuntngan Barat, daerah Mampang Prapatan manakala rebana Maukhid yang hanya terdapat di Kampung Pajetan, Kampung Pasar Minggu dan di Jakarta Selatan.
Rebana Betawi terdiri daripada pelbagai jenis dan nama, contohnya seperti Rebana Ketimpring, Rebana Ngarak, Rebana Maukhid, Rebana Burdah, Rebana Dor dan Rebana Biang. Kesenian ini biasanya dimainkan oleh remaja perempuan dan lelaki serta lain-lain. Biasanya untuk satu kumpulan rebana terdiri daripada enam hingga lapan orang pemain dan satu hingga dua orang penyanyi. Biasanya juga dalam persembahan rebana, lagu-lagu yang dimainkan ialah lagu-lagu berbahasa Arab dan mengandungi puji-pujian seperti selawat Nabi, lagu Ummi dan lagu Ya Thoyiba.

sumber : http://creativem2g.com/rebana/?page_id=8

Keunikan Alat Musik Rembab

225px pak cokro rebab Alat Musik Tradisional Rebab
Alat musik tradisonal rebab adalah jenis alat musik yang di gesek dan mempunyai tiga atau dua utas tali daridawai logam (tembaga) ini badannya menggunakan kayu nangka dan berongga di bagian dalam ditutup dengan kulit lembu yang dikeringkan sebagai pengeras suara.
Alat ini juga digunakan sebagai pengiring gamelan, sebagai pelengkap untuk mengiringi sinden bernyanyi bersama-sama dengan kecapi. Dalam gamelan Jawa, fungsi rebab tidak hanya sebagai pelengkap untuk mengiringi nyanyian sindhen 21 rebab1 Alat Musik Tradisional Rebabtetapi lebih berfungsi untuk menuntun arah lagu sindhen. sama juga yang di pake tradisi musik sunda.
Sebagai salah satu dari instrumen pemuka, rebab diakui sebagai pemimpin lagu dalam ansambel, terutama dalam gaya tabuhan lirih. Pada kebanyakan gendhing-gendhing, rebab memainkan lagu pembuka gendhing, menentukan gendhing, laras, dan pathet yang akan dimainkan. Wilayah nada rebab mencakup luas wilayah gendhing apa saja. Maka alur lagu rebab memberi petunjuk yang jelas jalan alur lagu gendhing. Pada kebanyakan gendhing, rebab juga memberi tuntunan musikal kepada ansambel untuk beralih dari seksi yang satu ke yang lain.
532px Turkey.Konya027 Alat Musik Tradisional RebabRebab (Arabالرباب atau Ø±Ø¨Ø§Ø¨) adalah alat musik yang berasal dari Timur Tengah dan mulai digunakan di Asia Tenggara setelah penyebaran pengaruh dari Timur Tengah.








sumber : http://www.proghita.com/read/2011/05/17/2700/alat-musik-tradisional-rebab.php

Keunikan Angklung



Keunikan Angklung , Alat Musik INDONESIA yang telah mendunia

angklung adalah alat musik multitonal (bernada ganda) yang secara tradisional berkembang dalam masyarakat berbahasa sunda di pulau jawa bagian barat. Alat musik ini dibuat dari bambu, dibunyikan dengan cara digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa bambu) sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil. Angklung terdaftar sebagai karya agung warisan budaya lisan dan nonbendawi manusia dari unesco sejak november 2010. 

ASAL-USUL 

tidak ada petunjuk sejak kapan angklung digunakan, tetapi diduga bentuk primitifnya telah digunakan dalam kultur neolitikum yang berkembang di nusantara sampai awal penanggalan modern, sehingga angklung merupakan bagian dari relik pra-hinduisme dalam kebudayaan nusantara.

Catatan mengenai angklung baru muncul merujuk pada masa kerajaan sunda (abad ke-12 sampai abad ke-16). Asal usul terciptanya musik bambu, seperti angklung berdasarkan pandangan hidup masyarakat sunda yang agraris dengan sumber kehidupan dari padi (pare) sebagai makanan pokoknya. Hal ini melahirkan mitos kepercayaan terhadap nyai sri pohaci sebagai lambang dewi padi pemberi kehidupan (hirup-hurip). Masyarakat baduy, yang dianggap sebagai sisa-sisa masyarakat sunda asli, menerapkan angklung sebagai bagian dari ritual mengawali penanaman padi. Permainan angklung gubrag di jasinga, bogor, adalah salah satu yang masih hidup sejak lebih dari 400 tahun lampau. Kemunculannya berawal dari ritus padi. Angklung diciptakan dan dimainkan untuk memikat dewi sri turun ke bumi agar tanaman padi rakyat tumbuh subur.
Jenis bambu yang biasa digunakan sebagai alat musik tersebut adalah bambu hitam (awi wulung) dan bambu putih (awi temen). Tiap nada (laras) dihasilkan dari bunyi tabung bambunya yang berbentuk bilah (wilahan) setiap ruas bambu dari ukuran kecil hingga besar.

Dikenal oleh masyarakat sunda sejak masa kerajaan sunda, di antaranya sebagai penggugah semangat dalam pertempuran. Fungsi angklung sebagai pemompa semangat rakyat masih terus terasa sampai pada masa penjajahan, itu sebabnya pemerintah hindia belanda sempat melarang masyarakat menggunakan angklung, pelarangan itu sempat membuat popularitas angklung menurun dan hanya di mainkan oleh anak- anak pada waktu itu.[rujukan?]
selanjutnya lagu-lagu persembahan terhadap dewi sri tersebut disertai dengan pengiring bunyi tabuh yang terbuat dari batang-batang bambu yang dikemas sederhana yang kemudian lahirlah struktur alat musik bambu yang kita kenal sekarang bernama angklung. Demikian pula pada saat pesta panen dan seren taun dipersembahkan permainan angklung. Terutama pada penyajian angklung yang berkaitan dengan upacara padi, kesenian ini menjadi sebuah pertunjukan yang sifatnya arak-arakan atau helaran, bahkan di sebagian tempat menjadi iring-iringan rengkong dan dongdang serta jampana (usungan pangan) dan sebagainya.
Dalam perkembangannya, angklung berkembang dan menyebar ke seantero jawa, lalu ke kalimantan dan sumatera. Pada 1908 tercatat sebuah misi kebudayaan dari indonesia ke thailand, antara lain ditandai penyerahan angklung, lalu permainan musik bambu ini pun sempat menyebar di sana.
Bahkan, sejak 1966, udjo ngalagena —tokoh angklung yang mengembangkan teknik permainan berdasarkan laras-laras pelog, salendro, dan madenda— mulai mengajarkan bagaimana bermain angklung kepada banyak orang dari berbagai komunitas.



Jenis Jenis Angklung

1. Angklung Kanekes 

angklung di daerah kanekes (kita sering menyebut mereka orang baduy) digunakan terutama karena hubungannya dengan ritus padi, bukan semata-mata untuk hiburan orang-orang. Angklung digunakan atau dibunyikan ketika mereka menanam padi di huma (ladang). Menabuh angklung ketika menanam padi ada yang hanya dibunyikan bebas (dikurulungkeun), terutama di kajeroan (tangtu; baduy jero), dan ada yang dengan ritmis tertentu, yaitu di kaluaran (baduy luar). Meski demikian, masih bisa ditampilkan di luar ritus padi tetapi tetap mempunyai aturan, misalnya hanya boleh ditabuh hingga masa ngubaran pare (mengobati padi), sekitar tiga bulan dari sejak ditanamnya padi. Setelah itu, selama enam bulan berikutnya semua kesenian tidak boleh dimainkan, dan boleh dimainkan lagi pada musim menanam padi berikutnya. Menutup angklung dilaksanakan dengan acara yang disebut musungkeun angklung, yaitu nitipkeun (menitipkan, menyimpan) angklung setelah dipakai. 

2. Angklung Gubrag
 

sumber : http://trivinia.blogspot.com/2012/07/keunikan-angklung-alat-musik-indonesia.html

Sejarah Tarian Jaipong



tari jaipong adalah seni tari yang lahir dari kreativitas seorang seniman asal Bandung, Gugum Gumbira. Ia terinspirasi pada keseniaan rakyat yang salah satunya adalah Ketuk Tilu menjadikannya mengetahui dan mengenal betul perbendaharan pola-pola gerak tari tradisi yang ada pada Kliningan atau Bajidoran atau Ketuk Tilu. Sehingga ia dapat mengembangkan tarian atau kesenian yang kini di kenal dengan nama Jaipongan.
 
SEJARAH TARI JAIPONG
Karya Jaipongan pertama yang mulai dikenal oleh masyarakat adalah tari “Daun Pulus Keser Bojong” dan “Rendeng Bojong” yang keduanya merupakan jenis tari putri dan tari berpasangan (putra dan putri). Awal kemunculan tarian tersebut semula dianggap sebagai gerakan yang erotis dan vulgar, namun semakin lama tari ini semakin popular dan mulai meningkat frekuensi pertunjukkannya baik di media televisi, hajatan, maupun perayaan-perayaan yang disenggelarakan oleh pemerintah atau oleh pihak swasta.
C. PERKEMBANGAN TARI JAIPONG
Dari tari Jaipong ini mulai lahir beberapa penari Jaipongan yang handal seperti Tati Saleh, Yeti Mamat, Eli Somali, dan Pepen Dedi Kirniadi. Kehadiran tari Jaipongan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap para pencinta seni tari untuk lebih aktif lagi menggali jenis tarian rakyat yang sebelumnya kurang di perhatikan. Dengan munculnya tari Jaipongan ini mulai banyak yang membuat kursus-kursus tari Jaipongan, dan banyak dimanfaatkan oleh para pengusaha untuk pemikat tamu undangan.
Di Subang Jaipongan gaya “Kaleran” memiliki ciri khas yakni keceriaan, erotis, humoris, semangat, spontanitas, dan kesederhanaan. Hal itu tercermin dalam pola penyajian tari pada pertunjukannya, ada yang diberi pola (Ibing Pola) seperti pada seni Jaipongan yang ada di Bandung, juga ada pula tarian yang tidak dipola (Ibing Saka), misalnya pada seni Jaipongan Subang dan Karawang. Istilah ini dapat kita temui pada Jaipongan gaya kaleran, terutama di daerah Subang.
Tari Jaipongan pada saat ini bisa disebut sebagai salah satu tarian khas Jawa Barat, terlihat pada acara-acara penting kedatangan tamu-tamu dari Negara asing yang datang ke Jawa Barat, selalu di sambut dengan pertunjukkan tari Jaipongan. Tari Jaipongan ini banyak mempengaruhi pada kesenian-kesenian lainnya yang ada di Jawa Barat, baik pada seni pertunjukkan wayang, degung, genjring dan lainnya yang bahkan telah dikolaborasikan dengan Dangdut Modern oleh Mr. Nur dan Leni hingga menjadi kesenian Pong-Dut.
 
BENTUK PENYAJIAN dan CIRI KHAS
Ciri khas Jaipongan gaya kaleran, yakni keceriaan, erotis, humoris, semangat, spontanitas dan kesederhanaan (alami/apa adanya). Hal itu tercermin dalam pola penyajian taxi pada pertunjukkannya, ada yang diberi pola (Ibing Pola) seperti pada seni Jaipongan yang ada di Bandung, juga ada tarian yang tidak dipola (Ibing Saka), misalnya pada Seni jaipongan Subang dan Karawang. Istilah ini dapat kita temui pada Jaipongan gaya Kaleran, terutama di daerah Subang. Dalam penyajiannya, Jaipongan gaya kaleran ini sebagai berikut : 1) Tatalu ; 2) Kembang Gadung 3) Buah Kawung Gopar ; 4) Tari Pembukaan (Ibing Pola), biasanya dibawakan oleh penari tunggal atau Sinde Tatandakan (seorang Sinden tetapi tidak menyanyi melainkan menarikan lagu sinden/juru kawih); 5) Jeblokan dan Jabanan, merupakan bagian pertunjukkan ketika para penonton (Bajidor) sawer uang (Jabanan) sambil salam temple. Istilah Jeblokan diartikan sebagai pasangan yang menetap antara sinden dan penonton (bajidor). 
 
Perkembangan selanjutnya dari Jaipongan terjadi pada tahun 1980-1990-an, dimana Gugum Gumbira menciptakan tari lainnya seperti Toka-toka, Setra Sari, Sonteng, Pencug, Kuntul Man gut, Iring-firing Daun Puring, Rawayan dan Tari Kawung Anten. Dari taritarian tersebut muncul beberapa penari Jaipongan yang handal antara lain Iceu Effendi, Yumiati Mandiri, Miming Mintarsih, Nani, Erna, Mira Tejaningrum, Ine Dinar, Ega, Nuni, Cepi, Agah, Aa Suryabrata dan Asep Safaat.

sumber : http://taridaerah07.abatasa.co.id/post/detail/25146/sejarah-tari-jaipong.html

Sejarah Tarian Tor - Tor

Beberapa saat lalu sempat ramai menjadi perbincangan mengenai klaim Negara Malaysia akan Tari Tor-Tor dan alat musik Gondang Sembilan. Kita tidak akan membicarakan mengenai klaim Malaysia tersebut, tapi ada baiknya kita melihat sejarah dan makna dari Tari Tor-Tor tersebut agar kita dapat lebih mengenal dan memahami Tari Tor-Tor.
Tari Tor-Tor (dan juga Gondang Sembilan) adalah kesenian yang berasal dari Mandailing, Sumatera Utara. Kata “Tor-Tor” berasal suara entakan kaki penari Tor-Tor diatas papan rumah adat Batak dan penari bergerak dengan iringan Gondang yang berirama mengentak. Tujuan tari Tor-Tor itu sendiri untuk upacara kematian, panen, penyembuhan dan pesta muda-mudi. Dan tarian ini memiliki proses ritual yang harus dilalui.
Pesan dari ritual tersebut ada 3; yaitu takut dan taat pada Tuhan, ritual untuk leluhur dan orang-orang yang masih hidup agar dihormati, dan terakhir pesan untuk khalayak ramai yang hadir ke dalam acara. Makna tarian ini juga ada tiga yakni untuk ritual, penyemangat jiwa dan sarana untuk menghibur.
Durasi Tari Tor-tor bervariasi, mulai dari tiga hingga sepuluh menit. Di tanah Batak, hal ini tergantung dari permintaan satu rombongan yang mau menyampaikan suatu hal ke rombongan lain. Dimintalah satu buah lagu pada pemusik. Jika maksud sudah tersampaikan, barulah tarian dihentikan.
Tarian ini akhirnya bertransformasi di Ibu Kota karena mulai ditampilkan di upacara perkawinan bersama dengan Gondang Sembilan tentunya. Jika sudah sampai di upacara ini, bentuknya bukan lagi ritual melainkan hiburan. Karena menjadi tontonan dan tidak semua yang hadir ikut terlibat dalam tarian tersebut.
Meski demikian, sama seperti kebudayaan di dunia ini, Tari Tor-tor juga mengalami pengaruh dari luar yaitu India. Bahkan jika ditelusuri lebih jauh pengaruhnya bisa tercatat hingga ke Babilonia.
Sayangnya, keindahan budaya Tari Tor-tor dan Gondang Sembilan ternoda dengan kurangnya penghargaan. Sulit mencari pihak yang mau membiayai pagelaran budaya ini, terutama di Ibu Kota. Hanya karena pejuang-pejuang seni Batak, Tari Toro-tor dan Gondang ini masih tumbuh dan terlihat keberadannya.

Asal Usul Tari Reog Ponorogo

Asal Usul Tari Reog Ponorogo

Tari Reog Ponorogo – Reog adalah salah satu kesenian budaya yang berasal dari Jawa Timur bagian barat-laut dan Ponorogo dianggap sebagai kota asal Reog yang sebenarnya. Gerbang kota Ponorogo dihiasi oleh sosok warok dan gemblak, dua sosok yang ikut tampil pada saat reog dipertunjukkan. Reog adalah salah satu budayadaerah di Indonesia yang masih sangat kental dengan hal-hal yang berbau mistik dan ilmu kebatinan yang kuat.
Ada lima versi cerita populer yang berkembang di masyarakat tentang asal-usul Tari Reog Ponorogo dan Warok, namun salah satu cerita yang paling terkenal adalah cerita tentang pemberontakan Ki Ageng Kutu, seorang abdi kerajaan pada masa Bhre Kertabhumi, Raja Majapahit terakhir yang berkuasa pada abad ke-15. Ki Ageng Kutu murka akan pengaruh kuat dari pihak istri raja Majapahit yang berasal dari Cina, selain itu juga murka kepada rajanya dalam pemerintahan yang korup, ia pun melihat bahwa kekuasaan Kerajaan Majapahit akan berakhir. Ia lalu meninggalkan sang raja dan mendirikan perguruan di mana ia mengajar seni bela diri kepada anak-anak muda, ilmu kekebalan diri, dan ilmu kesempurnaan dengan harapan bahwa anak-anak muda ini akan menjadi bibit dari kebangkitan kerajaan Majapahit kembali. Sadar bahwa pasukannya terlalu kecil untuk melawan pasukan kerajaan maka pesan politis Ki Ageng Kutu disampaikan melalui pertunjukan seni Reog, yang merupakan “sindiran” kepada Raja Kertabhumi dan kerajaannya. Pagelaran Reog menjadi cara Ki Ageng Kutu membangun perlawanan masyarakat lokal menggunakan kepopuleran Tari Reog Ponorogo.
Dalam pertunjukan Tari Reog Ponorogo ditampilkan topeng berbentuk kepala singa yang dikenal sebagai “Singa barong”, raja hutan, yang menjadi simbol untuk Kertabhumi, dan diatasnya ditancapkan bulu-bulu merak hingga menyerupai kipas raksasa yang menyimbolkan pengaruh kuat para rekan Cinanya yang mengatur dari atas segala gerak-geriknya. Jatilan, yang diperankan oleh kelompok penari gemblak yang menunggangi kuda-kudaan menjadi simbol kekuatan pasukan Kerajaan Majapahit yang menjadi perbandingan kontras dengan kekuatan warok, yang berada dibalik topeng badut merah yang menjadi simbol untuk Ki Ageng Kutu, sendirian dan menopang berat topeng singabarong yang mencapai lebih dari 50 kg hanya dengan menggunakan giginya. Kepopuleran Reog Ki Ageng Kutu akhirnya menyebabkan Bhre Kertabhumi mengambil tindakan dan menyerang perguruannya, pemberontakan oleh warok dengan cepat diatasi, dan perguruan dilarang untuk melanjutkan pengajaran akan warok. Namun murid-murid Ki Ageng kutu tetap melanjutkannya secara diam-diam. Walaupun begitu, kesenian Reognya sendiri masih diperbolehkan untuk dipentaskan karena sudah menjadi pertunjukan populer di antara masyarakat, namun jalan ceritanya memiliki alur baru di mana ditambahkan karakter-karakter dari cerita rakyat Ponorogo yaitu Kelono Sewandono, Dewi Songgolangit, dan Sri Genthayu.
Versi resmi alur cerita Tari Reog Ponorogo kini adalah cerita tentang Raja Ponorogo yang berniat melamar putri Kediri, Dewi Ragil Kuning, namun di tengah perjalanan ia dicegat oleh Raja Singabarong dari Kediri. Pasukan Raja Singabarong terdiri dari merak dan singa, sedangkan dari pihak Kerajaan Ponorogo Raja Kelono dan Wakilnya Bujang Anom, dikawal oleh warok (pria berpakaian hitam-hitam dalam tariannya), dan warok ini memiliki ilmu hitam mematikan. Seluruh tariannya merupakan tarian perang antara Kerajaan Kediri dan Kerajaan Ponorogo, dan mengadu ilmu hitam antara keduanya, para penari dalam keadaan “kerasukan” saat mementaskan tariannya.
Hingga kini masyarakat Ponorogo hanya mengikuti apa yang menjadi warisan leluhur mereka sebagai warisan budaya yang sangat kaya. Dalam pengalamannya Seni Tari Reog Ponorogo merupakan cipta kreasi manusia yang terbentuk adanya aliran kepercayaan yang ada secara turun temurun dan terjaga. Upacaranya pun menggunakan syarat-syarat yang tidak mudah bagi orang awam untuk memenuhinya tanpa adanya garis keturunan yang jelas. mereka menganut garis keturunan Parental dan hukum adat yang masih berlaku.
sumber : http://igosok.com/2013/08/asal-usul-tari-reog-ponorogo/

Sejarah Tari Kecak

Tari Kecak

Tari Kecak biasanya disebut sebagai tari "Cak" atau tari api (Fire Dance) merupakan tari pertunjukan masal atau hiburan dan cendrung sebagai sendratari yaitu seni drama dan tari karena seluruhnya menggambarkan seni peran dari "Lakon Pewayangan" seperti Rama Sita dan tidak secara khusus digunakan dalam ritual agama hindu seperti pemujaan, odalan dan upacara lainnya.

Bentuk - bentuk "Sakral" dalam tari kecak ini biasanya ditunjukan dalam hal kerauhan atau masolah yaitu kekebalan secara gaib sehingga tidak terbakar oleh api.

Keunikan.
Tidak seperti tari bali lainnya menggunakan gamelan sebagai musik pengiring tetapi dalam pementasan tari kecak ini hanya  memadukan seni dari suara - suara mulut atau teriakan - teriakan seperti "cak cak ke cak cak ke" sehingga tari ini disebut tari kecak.
Lukisan Tari Kecak oleh Pelukis : I Made Adi Antara

Ditambahkan oleh TariKecak.com, Tarian Kecak ini bisa ditemukan di beberapa tempat di Bali, tapi yang di Uluwatu adalah yang paling menarik untuk ditonton karena atraksinya bersamaan dengan sunset atau matahari tenggelam.

Menurut Wikipedia, kecak diciptakan pada tahun 1930-an oleh Wayan Limbak yang bekerja sama dengan pelukis Jerman Walter Spies berdasarkan tradisi Sanghyang dan bagian-bagian kisah Ramayana. Wayan Limbak memopulerkan tari ini saat berkeliling dunia bersama rombongan penari Bali-nya.

Selain kisah Ramayana, ada beberapa judul dan tema kecak yang sering dipentaskan seperti :
- Kecak Subali dan Sugriwa, diciptakan pada tahun 1976.
- Kecak Dewa Ruci, diciptakan pada tahun 1982.
Keduanya merupakan hasil karya dari Bapak I Wayan Dibia.

sumber : http://sejarahtaribali.blogspot.com/2011/05/tari-kecak.html

Keistimewaan dan Keindahan Pulau Komodo

Pulau Komodo terletak di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Pulau itu menjadi tempat hidup hewan komodo. Pemandangan alam di pulau ini sangat indah. Tak heran bila pulau ini sering dikunjungi wisatawan, Para wisatawan, baik lokal dan mancanegara, sering berkunjung ke Pulau Komodo. Terlebih bagi wisatawan yang memang gemar berpetualang di tempat terbuka. Dikabarkan, ada sekitar 2.800wisatawan yang berkunjung tiap tahunnya. Kebanyakan dari mereka berasal dari luar negeri. Antara lain dari Amerika Serikat, Jerman, Belanda, Prancis, Inggris, Australia, dan Rusia. Keindahan alam Pulau Komodo tercermin dari kondisi hutan yang asri. Termasuk juga hutan bakaunya. Hutan bakau menjadi salah satu keistimewaan Pulau Komodo. Mengapa demikian? Sebab hutan itu tetap terlihat hijau meski musim kemarau tiba.
Keindahan panorama alam Pulau Komodo, juga terlihat di daerah pesisir pantai dan lautnya. Kondisi air laut di perairan Pulau Komodo, jernih. Keindahan biota di laut juga tak kalah memukaunya dengan panorama darat. Nah, agar kelestarian pulau itu tetap terjaga, Pemerintah Indonesia menjadikannya taman nasional. Peresmiannya dilakukan pada tahun 1980. Nama taman nasional itu adalah Taman Nasional Komodo(TNK). Untuk diketahui, selain Pulau Komodo, wilayah TNK juga meliputi Pulau Rinca dan Pulau Padar.
Luas wilayah TNK sekitar 1817 kilometer persegi. Taman nasional ini berfungsi untuk melindungi hewan komodo beserta lingkungan hidupnya. Pada tahun 1986, TNK diresmikan oleh UNESCO sebagai Situs Warisan Dunia.TNK terpilih menjadi salah satu calon “Tujuh Keajaiban Dunia Bertemakan Alam”. Keputusan ini dilakukan oleh yayasan New7Wonders Foundation, pada bulan Agustus 2008. Pihak New7WondersFoundation telah bekerja sama dengan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia. Keduanya sepakat untuk mengenalkan TNK kepada masyarakat umum. Terutama dalam penyampaian TNK sebagai calon “Tujuh Keajaiban Dunia Bertemakan Alam”. Menurut rencana, penyisihan final kegiatan itu berlangsung pada awal tahun 2009.
Jika Anda ingin mengisi waktu liburanmu kunjungilah ke Pulau Komodo, dan jadikanlah liburanmu yang tak akan terlupakan seumur hidupmu. . Itulah surga kami masyarakat Flores, dan disanalah tempat Beta Lahir dan dibesarkan.

sumber : //http://wisata.kompasiana.com/jalan-jalan/2013/02/26/keindahan-dan-keistimewaan-pulau-komodo-538279.html

Rabu, 19 Februari 2014

Keragaman Budaya NTB

Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang kaya akan budaya dan daerah pariwisata yang tersebar dari sabang hingga merauke. Keragaman budaya yang dimiliki menjadikan Indonesia salah satu pusat tujuan wisata masyarakat dunia. Hal tersebut didukung oleh suasana dan kondisi alam serta masyarakat penghuninya yang memilki budaya dengan karakteristik yang unik dan beraneka ragam antara pulau yang satu dengan yang lainnya.
Masing-masing pulau yang terdiri dari beberapa wilayah tentu memiliki kebudayaan tersendiri sesuai dengan lingkungan dan kondisi alam yang mereka tinggali. Keragaman budaya yang hidup dalam masyarakat diharapkan mampu menjadi katalisator dalam percepatan pembangunan daerah sesuai dengan kadar pembangunan yang bisa dimanfaatkan melalui pengelolaannya, misalnya dengan menjadikannya sebagai daerah tujuan pariwisata yang berbobot melalui pembangunan fasilitas yang menunjang. Pembangunan tersebut diharapkan bisa terealisasi dengan baik terlebih dengan terbukanya angin segar bagi setiap daerah untuk membangun wilayahnya sendiri melalui sistem pemerintahan yang bersifat desentaralisasi sesuai dengan kondisi dan kekayaan daerah pariwisata yang dimiliki.
Kekayaan akan daerah pariwisata yang dimiliki Indonesia bisa kita lihat dari banyaknya tempat-tempat pariwisata yang tersebar di seluruh kawasan nusantara. Kawasan pariwisata yang dimiliki itu tidak hanya terbatas pada kawasan darat saja, akan tetapi terdapat pula di laut. Bahkan di antara sekian banyaknya kawasan pariwisata yang dimiliki masih banyak yang belum terjamah karena kurangnya akses berupa jalan yang layak dan faktor keamanan yang kurang berfihak sehingga daerah atau kawasan tersebut tidak bisa difungsikan secara optimal dan menjadi daerah kunjungan yang digemari oleh para wisatawan. Oleh kerena itu, sampai saat ini pemerintah terus melakukan  pengembangan pada setiap kawasan yang ada .
  Di samping itu, garis khatulistiwa yang melewati Indonesia membuatnya menjadi negara yang memiliki sumber daya alam hayati dan non hayati yang berlimpah ruah. Kekayaan yang dimilki itu tentunya menjadi salah satu manufer untuk menjamin kehidupan yang layak bagi masyarakatnya yang memiliki hak utuh atas pemanfatan segala potensi yang ada serta menjadi objek utama dalam perumusan kebijakan dari setiap langkah yang akan ditempuh oleh pemerintah sehingga terjadi pemerataan  dalam pembangunan.
 Nusa Tenggara Barat sebagai salah satu bagian dari Indonesia memiliki potensi sumber daya  alam dengan fanorama yang cukup menjanjikan. Daerah pegunungan dan pesisir pantai yang dimiliki cukup luas dan sangat menarik karena memiliki perbedaan dengan tempat-tempat wisata lainnya, misalnya pantai An yang biasa dikenal dengan pantai Kuta oleh masyarakat kebanyakan memiliki kelebihan yang membedakannya dari pantai Kuta yang ada di pulau Bali, yakni  terdapat pasir putih yang dinyatakan hidup oleh para peneliti yang berasal dari Australia. Semua itu bisa dibuktikan dengan melihat langsung pasir yang ada di sana pada saat matahari bersinar terang maka pasir tersebut akan tanpak berjalan dan tidak terdiam. Di luar pantai An yang dimiliki oleh NTB masih banyak pula potensi alam lainnya.
 Selain keindahan alam, Nusa Tenggara Barat juga kaya akan kultur atau budaya masyarakat yang mendiaminya yang masih begitu kental dengan adat istiadat yang dianut sejak zaman nenek moyang terdahulu. Adat-istiadat yang berkembang pada masyarakat NTB pada umumnya memilki fungsi yang cukup penting dalam pengamalan norma agama dan etika di samping nilai estetika atau keindahan yang dimilikinya. Sebagai salah satu contoh yakni adat istiadat nyongkolan atau bejango yang dilakukan dengan mengarak pengantin keliling kampung dengan diiringi tabuhan gamelan yang disertai dengan penggunaan pakaian adat yang bertujuan untuk mengumumkan kepada khalayak atas akad nikah yang telah terjadi sehingga tidak timbul fitnah di kemudian hari meskipun terkadang dilengkapi dengan prilaku senonoh sebagian remaja yang memiliki kebiasaan buruk namun bisa diredam dengan wajar.
 Adat-istiadat yang melekat pada masyarakat NTB diawali oleh Sejarah kehidupan nenek moyangnya yang pernah dijajah dan dikuasai oleh orang-orang hindu. Kekalahan kerajaan hindu membuat islam kembali mendominasi di lingkungan masyarakat NTB. Intraksi yang terjadi antar masyarakat membuat kebiasaan atau adat-istiadat yang ada saling mengisi dan berbaur dengan erat antara yang satu dengan yang lainnya hinga tumbuh dan berkembang sampai sekarang, misalnya saja perpaduan antara budaya hindu dan budaya islam seperti selametan laut yang dilakukan dengan menggelar zikir bersama yang disertai dengan perlengkapan sesajian yang akan disantap bersama dan sejenisnya.
Di luar budaya hindu dan islam, budaya masyarakat NTB juga diperkaya dengan beragam budaya masyarakat yang beragama kristen dan buda serta agama konghucu yang dianut oleh sebagian masyarakat cina yang sudah tinggal di NTB sejak zaman penjajahan terdahulu. Kedamaian hidup dalam kerberagaman budaya yang ada tentu menjadi idaman setiap anggota masyarakat NTB yang ada hingga saat ini.
Seiring dengan keberagaman yang ada, masyarakat pastinya tidak akan mampu mengelak dari dampak positif dan negatif yang bisa ditimbulkan. Dampak positif dan negatif tersebut itu secara keseluruhan pasti akan menyentuh berbagai ranah kehidupan masyarakat, baik yang berhubungan dengan perbedaan agama, suku, ras, golongan maupun budaya. Kondisi keberagaman beserta dampak yang ditimbulkannya tersebut secara logika atau secara wajar mampu merangsang benak kita untuk berfikir terhadap gejolak sosial yang akan terjadi  serta solusi yang pantas untuk mencegah dan mengendalikannya manakala hal itu terjadi secara konkrit dalam kehidupan masyarakat.
Pengelolaan tata cara bersosialisasi yang baik  dengan budi pekerti yang luhur terhadap sesama makhluk tuhan tentu menjadi solusi utama untuk memecahkan permasalahan yang ada. Gejolak-gejolak yang timbul sedikit tidak bisa diredam secara perlahan apabila terjalin komunikasi yang intens antar anggota masyarakat. Hal ini tentu saja telah terlaksana dan disosialisasikan oleh pemerintah NTB melalui kerja sama dengan berbagai pihak  mengingat keberadaan masyarakatnya yang begitu majmuk.
 Tata cara bersosialisasi yang dimaksud di antaranya melalui penerapan ajaran agama berdasarkan keyakinan masing-masing. Hal itu dirasakan patut  karena masing-masing agama pastinya memiliki ajaran-ajaran yang menuntut penganutnya untuk selalu berbuat baik terhadap sesama dan menjaga kelestarian lingkungannya. Namun, arus globalisasi yang terjadi saat ini sering menjadi bumerang di dalam pelaksanaanya terutama bagi masyarakat awam yang tidak memiliki pengetahuan yang cukup untuk memfilter perubahan yang terjadi. Namun, berbeda lagi halnya dengan masyarakat awam yang jauh dari tekhnologi dan memiliki pemahaman yang kuat terhadap nilai budaya yang ia temukan tentu akan sulit terpengaruh dengan kebisaan negatif yang dibawa dari budaya luar meskipun terkadang terjebak dalam beberapa perubahan yang sulit dihindari. Akan tetapi, premasalahan tersebut saat ini sudah bisa teratasi secara perlahan, terbukti dengan kondisi sosial masyarakat kita yang secara umum masih kental dengan sikap mental  religiusnya apalagi di kota-kota yang menjadi pusat pembelajaran agama seperti kota santri pancor .
 Pemanfaatan secara optimal keberagaman yang ada dengan berlandaskan pada perdamaian akan menjadi kunci utama kebahagian hidup masyarakat secara menyeluruh tanpa pandang bulu. Keberagaman yang ada tidak akan menjadi sebuah masalah besar namun justru sebaliknya akan menjadi kekayaan murni yang mendatangkan keuntungan bagi masyarakatnya. Dengan begitu, kehidupan masyarakat akan menjadi sejahtera baik lahir maupun batin.
Sampai saat ini, sebagian masyarakat memandang bahwa keberagaman yang ada merupakan suatu bentuk keadaan alami yang muncul akibat faktor alam yang menuntut manusia untuk mengalami dan melakukan perubahan sehingga muncul berbagai bentuk ras, suku, bahasa, adat-istiadat serta kebiasaan masyarakat yang berbeda. Kekisruhan atau gelombang kecil yang ditimbulkan dari sebentuk perbedaan yang ada pasti akan muncul, akan tetapi dapat diatasi dengan kebiasaan musyawarah untuk mencari setiap solusi dengan melibatkan sesepuh masyarakat dan tokoh agama dari sekelompok masyarakat yang terlibat. Fakta riel yang bisa di lihat di daerah kita tercinta ini misalkan tawuran yang terjadi antara sekelompok masyarakat yang memiliki pemahaman berbeda namun bisa teratasi oleh usaha pemerintah daerah yang memfasilitasi mereka untuk bertemu dalam satu ruangan dan mencari solusi bersama atas permasalahan yang terjadi.
 Keberagaman atau perbedaan yang ada tidak patut dijadikan bumerang bagi masyarakat untuk tetap beradat tindih dan menjaga tata krama terhadap sesama dalam menjalani kehidupan sehari-hari, misalnya masyarakat Narmada mimiliki masyarakat yang menganut kepercayaan atau agama yang berbeda, yakni agama hindu dan islam, namun keduanya mampu hidup berdampingan dan saling mendukung antara yang satu dengan yang lainnya.
  Dalam perkembangannya, NTB mengalami perubahan secara perlahan melalui pemanfaatan sektor-sektor riel dari potensi yang dimiliki. pelaksanaan pembangunan kini mulai merangkak naik dengan didorong oleh kearifan pemimpin yang amanah dan berakhlakul karimah sehingga mampu meningkatkan giroh atau semangat masyarakat untuk terus bersatu membangun NTB agar menjadi provinsi yang ke depan bisa diandalkan sesuai dengan cita-cita dan tujuan pembangunan bangsa dan negara terbukti dengan turunnya angka kemiskinan dan pengangguran di NTB serta banyak penghargaan yang diterima gubernur NTB atas prestasi di berbagai bidang oleh presiden Republik Indonesia. Sebagai masyarakat NTB kita patut berbangga atas pencapaian tersebut.
Saat ini, masyarakat NTB telah memiliki keyakinan, yakni pembangunan hanya bisa terlaksana apabila pemimpin mampu menjadi tauladan bagi masyarakatnya dengan memanfaatkan kekuasaan yang dimiliki untuk memperbaiki kehidupan masyarakat. Kekayaan alam yang dimiliki hanya bisa bermanfaat bagi masyarakatnya ketika itu dikelola dan dikembangkan secara maksimal oleh para petinggi yang mempergunakan tampuk kekuasaan yang diamanahkan kepadanya untuk mengatur dan mengatasi setiap permasalahan daerah yang sedang dihadapi. Sikap tersebut tentu akan mendapat dukungan maksimal dari masyarakat.
Bercermin dari struktur kepemimpinan yang ada, sudah menjadi kewajiban masyarakat untuk menilik dan menilisik setiap putusan yang dijatuhkan  oleh pemimpin agar semua yang dihasilkan dari keputusan yang telah dimusyawarahkan bersama tepat guna dan tepat sasaran. Tidak satu pun masyarakat menginginkan kehidupan yang tidak layak akibat kesalahan kebijakan yang dilakukan oleh pemimpin mereka.
Berdasarkan fakta yang ada, perkembangan pengetahuan dan kecanggihan teknologi memberikan imbas yang besar terhadap daya nalar atau kemampuan analisis logika yang dimiliki oleh masyarakat NTB. Berdasarkan informasi yang dilihat dari pemanfaatan media yang ada, masyarakat mulai tersadar akan makna kehidupan dengan mempertahankan secara erat semua kebudayaan yang memiliki andil positif dalam membantu petumbuhan dan perkembangan kultur masyarakat dengan memfilter semua kebudayaan luar yang bersifat negatif. Salah satu hal yang patut disoroti saat ini adalah kemampuan  masyarakat kita untuk saling merangkul tanpa menimbulkan riak-riak kecil yang mengandung unsur negatif dengan memandang keberagaman yang ada sebagai suatu bentuk kekayaan yang patut untuk disyukuri dan dimanfaatkan secara optimal.
Keadaan yang mulai membaik itu tentu didukung dengan maksimal oleh pemerintah. Berbagai kebijakan pun dikeluarkan untuk merangsang dan membangkitkan kembali minat masyarakat untuk lebih giat memanfaatkan potensi yang ada agar bisa memperbaiki kondisi kehidupan ke arah yang lebih baik dengan memperhatikan semua ranah kehidupan. Keseriusan pemerintah daerah dalam usaha pemberantasan buta aksara melalui program absano (angka buta aksara nol) menjadi salah satu contoh keseriusannya untuk meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat.
Sebagai wujud dari kebesaran hati para pemimpin yang memandang pentingnya realisasi ajaran agama yang dibutuhkan untuk mencapai kebahagiaan yang hakiki, pemerintah telah membuat sebuah putusan yang dirasakan penting untuk menunjukkan identitas NTB sebagai salah satu daerah yang memilki kultur islami yang begitu kental yakni melalui pembangunan islamic center. Pembangunan tersebut terwujud sebagai salah satu simbol masyarakat NTB yang religius.
 Dukungan pemerintah terhadap pembangunan dengan mengedepankan nilai-nilai agama dilakukan oleh pemerintah secara merata dan tidak terbatas pada agama yang mendominasi saja. Dukungan itu diwujudkan dengan memberikan forsi yang jelas dalam mencari penerus agama yang dapat dipercaya, contohnya melalui penyeleksian penyuluh agama kristen, hindu dan budha melalui tes cpns yang diselenggarakan dengan seksama di NTB.
Kenyataan yang bisa kita lihat dan rasakan bersama di daerah kita tercinta ini yaitu kehidupan beragama yang harmonis dengan sikap toleransi yang begitu tinggi dilengkapi dengan adat-istiadat yang berpihak pada pembangunan demi kemaslahatan bersama tanpa menginginkan budaya atau agama tertentu sebagai salah satu pemicu yang mendorong terjadinya perpecahan.
Sebagai masyarakat NTB, kita patut berbangga atas apa yang kita miliki saat ini. Gunung yang menjulang tinggi dengan pemandangan alamnya yang begitu indah, laut yang luas dengan pasir dan hasil kekayaannya yang begitu banyak serta tanah yang begitu subur dengan kandungan emas yang dimiliki harus kita kelola dan kita jaga kelestariannya. Ketindihan sikap yang disertai dengan ketaatan terhadap ajaran agama harus tetap digalakkan pula. Kearifan sikap dan usaha yang tulus disertai do’a kepada yang maha pencipta tentu akan membuat kita lebih mengerti dan mencintai tanah kelahiran ini serta mampu mengatasi setiap cobaan yang menimpa meskipun hidup dalam kondisi masyarakat yang majmuk. Indahnya keberagaman dalam nuansa masyarakat yang beriman dan bertakwa kepada tuhan akan menciptakan kebahagiaan yang hakiki seiring dengan perkembangan zaman. Dirgahayu Nusa Tenggara Barat ke-52 semoga kondisi yang kita rasakan saat ini ke depannya bisa lebih baik lagi sehingga NTB menjadi provinsi yang maju dan diperhitungkan dalam segala bidang di Republik Indonesia seiring dengan bertambahnya usia.